Menurut
Mac Iver, partai politik adalah “suatu kumpulan terorganisasi untuk menyokong
suatu prinsip atau kebijaksanaan (policy) yang oleh perkumpulan itu diusahakan dengan
cara-cara sesuai dengan konstitusi atau Undang-undang agar menjadi penentu cara
melakukan pemerintahan”. Prof. Miriam Budiardjo sendiri dalam bukunya “Dasar-Dasar Ilmu Politik”
menyebutkan beberapa fungsi dari partai politik: Pertama adalah partai politik sebagai sarana komunikasi
politik atau sebagai sarana artikulasi kepentingan rakyat. Dalam sebuah
negara, setiap warga negara tentu mempunyai pendapat dan aspirasi yan
berbeda-beda. Hal itu tentu akan menyulitkan ketika setiap orang ingin didengar
aspirasinya. Partai politik berperan sebagai penampung dan penggabung pendapat
dari setiap warga negara tersebut (interest aggregation). Kemudian
aspirasi-aspirasi tersebut dirumuskan menjadi bentuk yang lebih teratur
(interest articulation) dan diterapkan oleh partai ke dalam program partai.
Program-program tersebut yang kemudian diperjuangkan oleh partai politik di
level pemerintahan untuk diaplikasikan ke dalam kebijakan publik.
Jika kita melihat realitas yang kita saksikan
dengan mata kita, di layar televisi, di koran-koran, di bumi pertiwi indonesia
tercinta ini, apa iya partai politik sebagai sarana komunikasi politik untuk
kepentingan rakyat? Atau para elit politik di indonesia ini hanya sebagai
jembatan untuk mendapatkan kekuasaan, serta ingin GILA HORMAT? Maraknya kasus
Nazarudin, Angelina Sondakh, lalu masih banyak yang lain, ini membuktikan bahwa
Prinsip, sistem Partai politik yang sebenarnya sangat bagus untuk mendukung
pemerintahan malah di selewengkan oleh para pelaku elit politik. Mana yang katanya
masa REFORMASI sebagai penegak dari Demokrasi? Apa iya ini yang sebenarnya
diinginkan oleh masyarakat luas di Indonesia. Lalu contohnya lagi tentang
partai koalisi yang malah menentang pemerintahan? Apakah mereka ini dibekali
oleh suatu kemampuan yang kompenten? Atau mereka ini hanya preman-preman yang
ingin kekuasaan. Program-program yang telah kalian buaat, apakah itu hanya
sebuah goresan tinta di atas kertas putih? Sungguh riskan melihat wayang-wayang
politik di Indonesia ini, yang katanya sebagai aspirasi rakyat. Hey bung, kami
tidak bodoh lagi melihat anda.
Yang dapat saya simpulkan adalah, sebenarnya kegagalan fungsi partai politik tersebut bukanlah suatu hal
yang jarang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Indonesia masih
mengalami masa transisi dari beberapa sistem politik untuk mencapai sistem yang
stabil. Namun apabila partai politik gagal menjaga tugas dan fungsinya dengan
baik, maka masa transisi tersebut hanya akan diwarnai oleh ketidakstabilan di
bidang politik yang kemudian berimbas pada bidang sosial dan ekonomi. Secara
sederhana rakyat akan melihat partai politik gagal dalam mengemban amanat
rakyat dan hal itu akan menyebabkan rakyat menjadi apatis terhadap partai
politik. Dampaknya adalah partisipasi rakyat dalam politik akan menurun tajam, dan mungkin saja kalau seperti ini terus,
saat pemilihan gubernur, presiden dan sebagainya, masyarakat indonesia ini
tidak akan memilih kalian, karna sungguh sangat kecewa kami dengan WAJAH ELIT
POLITIK indonesia ini.
0 komentar: